Pijat bayi masih belum diketahui secara baik oleh masyarakat. Masyarakat masih mempercayakan pelaksanaan pijat bayi kepada dukun bayi karena adanya keyakinan bahwa dukun bayi lebih mahir dalam melakukan pijat bayi serta kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pijat bayi secara mandiri. Padahal pijatan yang dilakukan ibu, ayah, atau anggota keluarga lain merupakan pijatan terbaik karena terbukti menghasilkan perubahan fisiologis yang menguntungkan. Orang yang harus mengetahui tumbuh kembang anak adalah orang tua. Selain itu, kader posyandu balita juga sangat berperan penting. Perlu peran serta Perguruan Tinggi untuk mengadakan pelatihan dan pendampingan bagi Kader Posyandu Balita di Desa Dajan Peken Tabanan
Kegiatan pengabdian masyarakat ini berupa penyuluhan dan pelatihan secara demonstrasi yang mengajarkan tentang tahapan-tahapan dalam melakukan pijat bayi dan baby spa. Kegiatan ini bertemakan “Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Kader Posyandu Balita Melalui Pelatihan Pijat Bayi Di Desa Dajan Peken Tabanan, Bali “ dengan jumlah 50 orang. Pelatihan dilakukan selama 2 hari dengan alokasi waktu ± 6 jam per hari. Selain itu dilakukan pula latihan dan menilai kemampuan masing – masing kader dalam melakukan pijat bayi dengan tepat dengan menggunakan panthom atau alat peraga bayi. Instumen penilaian menggunakan daftar tilik pelaksanaan pijat bayi

